Nosaviraka

Nama Koleksi
:
Nosaviraka
Koleksi
:
Etnografika
Lembaga
:
UPT. Museum Prov.Sulteng
Pameran Tata
:
Pameran Tata 1

Sebelum agama masuk ke wilayah Sulawesi Tengah, penduduknya masih menganut kepercayaan animisme. Kepercayaan yang menganggap segala sesuatu mengandung kekuatan gaib. Suku Kaili percaya kepada dewa karampua rilangi (penguasa langit) dan karampua nu tana (penguasa tanah). Percaya pada Tomanuru yaitu orang-orang yang sakti yang menjelma dari kayangan sebagai titisan dewa dan kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus. Upacara Nosaviraka (menaikan bayi ke buaian), merupakan suatu kepercayaaan suku Kaili untuk melaksanakan upacara adat pada bayi yang berusia 3-4 hari yang dinaikan kedalam buaian (dianggap rumah bayi).Sebelum agama masuk ke wilayah Sulawesi Tengah, penduduknya masih menganut kepercayaan animisme. Kepercayaan yang menganggap segala sesuatu mengandung kekuatan gaib. Suku Kaili percaya kepada dewa karampua rilangi (penguasa langit) dan karampua nu tana (penguasa tanah). Percaya pada Tomanuru yaitu orang-orang yang sakti yang menjelma dari kayangan sebagai titisan dewa dan kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus. Upacara Nosaviraka (menaikan bayi ke buaian), merupakan suatu kepercayaaan suku Kaili untuk melaksanakan upacara adat pada bayi yang berusia 3-4 hari yang dinaikan kedalam buaian (dianggap rumah bayi).
Before religion entered the Central Sulawesi region, the population still adhered to animist beliefs. A belief that assumes everything contains supernatural powers. The Kaili tribe believes in the gods karampua rilangi (ruler of the sky) and karampua nu tana (ruler of the land). They also believe in Tomanuru, which are powerful people who incarnate from heaven as incarnations of gods and believe in spirits. Nosaviraka ceremony ('Putting the baby in the cradle'), is a belief of the Kaili tribe to carry out traditional ceremonies on babies aged 3-4 days who are put in the cradle (considered the baby's home)..